Rabu, 06 April 2011

QUANTUM I.L.M.U seri 1


Selamat datang pada sesi Quantum Ilmu!
Saat ini anda merupakan orang yang telah memilh untuk bergeser dari zona nyaman anda. Anda sedang melebarkan sayap untuk menjadikan zona baru anda menjadi zona nyaman selanjutnya.
Dalam sesi ini, hilangkan segala mental blok yang akan menghalangi informasi yang akan membuat perubahan yang besar dalam diri anda. Berbagai fakta dan peristiwa dalam sesi ini akan menyadarkan anda akan pentingnya sebuah lompatan dalam memahami dan melakukan hal – hal besar dalam hidup anda.
Selamat berinteraksi dengan buku ini dengan semangat baru menuju perubahan!Perluas zona nyaman anda.



Sahabat yang luar biasa,
Bangsa Indonesia telah merdeka selama 65 tahun. Selama itu pula bangsa ini telah  melakukan kegiatan mengisi kemerdekaan.
Berabad - abad bangsa ini diduduki oleh bangsa Eropa yang dimulai dari Portugis, Spanyol, Belanda , hingga Inggris. serta oleh "Sahabat" se Asia, yaitu bangsa Jepang.
Perjalanan panjang bangsa ini dalam perjuangannya dibayar lunas ketika Proklamasi dikumandangkan Pada pukul 10 oleh Prklamator Bangsa Indonesia.
Sahabat yang luar biasa,
Kita boleh berbangga sebagai bangsa Indonesia karena bangsa ini termasuk salah satu bangsa yang merdeka atas usaha sendiri. bukan pemberian dari Bangsa Lain. Akan tetapi, kebanggaan ini sepertinya terasa bias jika kita menengok realitas masyarakat yang masih dekat dengan beragam permasalahan. Mulai dari masalah kemiskinan, keadilan yang tidak merata, indivdualisme ang tinggi hingga kebodohan. Berbagai Perpecahan terjadi dimana- mana, seakan - akan lupa, bagaimana bangsa ini telah susah payah dibentuk oleh para pahlawan dimasa lalu.
Sahabat yang luar biasa,
Sekarang mari kita beralih pandangan ke negara maju seperti Amerika, Jepang, Cina, dan berbagai negara maju di dunia.
Hasil dari perjuangan negara - negara tersebut menunjukkan hal yang luar biasa sehingga mereka menjelma menjadi kekuatan besar di dunia.
Sahabat yang luar biasa,
Kadang kita bertanya - tanya, apa yang membedakan mereka dari bangsa ini? Sungguh. Jika difikirkan dengan segala aspek yang ada, niscaya kita akan menemukan banyak sekali faktor - faktor kesuksesan pada negara – negara maju tersebut yang patut kita tiru.
Dua hal potensial yang membuat perbedaan bangsa ini dan bangsa lain. kedua hal tersebut adalah ilmu pengetahuan dan pengaplikasiannya serta tingginya perhatian terhadap kualitas.
Kedua hal potensial tersebut akan diturunkan ke dalam empat buah pendekatan, yaitu pribadi yang terdidik dan berkualitas, memiliki jiwa kepemimpinan tinggi, semangat kebersamaan dalam sebuah tim, dan memiliki jiwa seorang wirausaha (entrepreneur).
Lompatan dalam Keempat aktifitas tersebut diharapkan menjadi sebuah aktivitas riil dari jawaban atas permasalahan bangsa ini.
Sahabat yang luar biasa,
Untuk mengubah suatu takdir kesuksesan, kita perlu memperhatikan 3 M seperti yang diutarakan Aa Gym, yaitu Mulai dari hal terkeci, Mulai dari diri sendiri, dan Mulai saat ini.
Pada akhirnya, mari kita telisik dengan kutipan dari catatan seorang pendeta di abad ke-12 M:
When I was young man, I wanted to change the world. I found it was difficult to change the world, so I tried to change my nation. When I found I couldn’t change the nation, I began to focus on my town. I couldn’t change the town and as an older man, I tried to change my family. Now, as an old man, I realize the only thing I can change is myself, and suddenly I realize that if long ago I had changed my self, I could have made an impact on my family. My family and I could have made an impact on our town. Their impact could have changed the nation and I could indeed have changed the world.
Dalam kutipan tersebut, terlihat adanya impian yang besar dari seorang pemuda yang ingin merubah dunia, namun terhambat dengan kemampuan terbatas yang dimilikinya sehingga target impian terpaksa diturunkan. Objek untuk mengubah dunia ia reduksi menjadi bangsa, kota hingga keluarga. Walhasil, impiannya tidak terwujud.
Setelah usia mulai menua, ia baru menyadari bahwa seandainya ia memulai dari diri sendiri semenjak awal, niscaya ia akan dapat mengubah duna.
Mari, para sahabat yang luar biasa. Kita mulai memperbarui diri kita menjadi pribadi berkualitas dengan menyertakan pencarian & penggunaan ilmu pengetahuan yang optimal. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.




 bagian 1:
"Kisah Negara – Negara Maju Yang Melakukan Lompatan (Quantum) Ilmu"
  • Jepang dengan sistem KAIZEN
Sahabat yang luar biasa.
Pada tahun 1945,Jepang mengalami masa-masa tersuram dalam sejarah. Ketika kota Hirosima dan Nagasaki di bom atom oleh tentara sekutu yang dipimpin Amerika Serikat, Jepang menyerah kepada sekutu saat itu.
Sahabat yang luar biasa,
Jika diperhatikan, Indonesia yang baru merdeka saat itu pun sebenarnya hampir senasib dengan Jepang, bahkan bisa dikatakan kita sedikit lebih baik dari mereka karena sebagai pihak yang kalah perang, Jepang menjadi negara yang terpuruk.
Akan tetapi, meskipun dengan kondisi tersebut, ternyata Jepang bisa bangkit dan menjadi “Macan Asia”.
Jika ditelaah, salah satu faktor yang menjadi pemicu meningkatnya performa negeri matahari terbit tersebut adalah konsep kualitas yang sangat terkenal di dunia manajemen yaitu kaizen.
Sahabat yang luar biasa,
Amerika membuat konsep kualitas yang dibuat oleh Joseph M. Juran dan W. Edward Deming[1], namun konsep tersebut ternyata tidak laku di sana, justru bangsa Jepang yang mencoba menjalankannya. 
Paham yang dikenal di Jepang dengan istilah kaizen, ternyata mampu mengungguli Amerika dalam perekonomian.
Sahabat yang luar biasa,
Perhatikan fakta yang ada di sekita kita. Industri mobil di Amerika seperti General Motors, Ford, dan Chrysler berpuluh – puluh tahun menguasai pasar di negaranya. Namun, pada saat ini penjualan Toyota mengungguli GeneralMotors (GM) sehingga Jepanglah yang menguasai sebagian besar pangsa pasar mobil di Amerika bahkan dunia.Poduk otomotif Jepang bernama Toyota telah menyalip General Motors asal Amerika. Tercatat pada 2008, penjualan Toyota mencapai penjualan tertinggi. Jauh diatas General Motors.
Fakta menarik muncul dalam perjalanan Toyota. Pada tahun 2010, Toyota pernah mengalami penarikan besar – besaran atas produk mobilnya karena masalah pedal rem dan resiko kebocoran pada tangki bahan bakar. Meskipun diterpa banyak masalah, Toyota tetap saja mampu menjual 8,42 juta unit mobil. Penjualan tesebut masih sedikit diatas General Motors, yag menjual 8,39 juta unit mobil. (Koran Tempo edisi kamis, 27 Januari 2011 hal. B6)
Alasan peralihan tersebut sangat sederhana, Jepang membuat mobil yang diinginkan oleh konsumen, antara lain karena irit bahan bakar dan murah harganya, meski marjin laba yang diperoleh lebih kecil dari mobil produk industri Amerika Serikat. Faktor tersebut ternyata sangat menentukan hasil dari sebuah sistem kualitas yang berujung pada meningkatnya performa suatu negeri.
Sahabat yang luar biasa,
Jepang telah melakukan Lompatan (Quantum) Ilmu, sehingga negeri tersebut dapat mengalahkan Amerika dalam industri mobil. Mereka meakukan kesungguhan dan kontinuitas dengan sistem kaizen nya yang menjadi dasar kesuksesan Jepang.
  •  Kebangkitan Amerika dengan sistem kualitas Reengineering
Sahabat yang luar biasa,
Ketertinggalan Amerika atas Jepang ternyata tidak membuat Negeri Paman Sam tersebut menyerah. Melalui para ahlinya, Amerika menggunakan sistem kualitas reenginering yang dimunculkan oleh orang Amerika benama Michael Hammer pada tahun 1990[2] untuk menyaingi konsep kaizen di Jepang dan untuk meloncat dari ketertinggalan Amerika dari Jepang.Reenginering berarti mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai ke akar – akarnya.
Sistem ini dibuat karena Amerika tidak mungkin menggunakan sistem kaizen, jika Amerika menggunakan itu berarti posisinya selalu ada di belakan Jepang. Amerika sudah cukup tertinggal jika tetap melakukan perbaikan berkesinambungan ala kaizen karena pada saat yang sama Jepang akan terus melakukan improvement yang hasilnya selaras dengan apa yang dilakukan Amerika dengan sistem yang sama.
Untuk dapat mendahului Jepang, maka Amerika melakukan kegiatan reenginering ini. Setelah diadakan perombakan total ala reenginering maka pemeliharaan dan peningkatan secara terus menerus dan berkesinambungan baru dapat dilaksanakan. Hal ini sama dengan istilah benchmarking yang juga kita kenal sebagai cara untuk mengadakan perbaikan dengan meniru praktek bisnis yang terbaik di kelasnya, baik untuk produk, jasa, maupun proses dan sistemnya. 
  • Fenomena Kebangkitan “Sang Naga” China
Sahabat yang luar biasa,
Jika merujuk pada pemberitaan media pada tahun 2010, maka berita tentang ancaman serbuan barang – barang impor dari China terhadap produk lokal sangat menyita perhatian bukan hanya di Indonesia, bahkan di negeri Paman Sam, Amerika Serikat pun sangat gencar.
Dalam tahun-tahun belakangan, kebangkitan perekonomian China mengguncang seluruh dunia.Hanya dalam waktu singkat, ribuan perusahaan di Eropa, Asia, dan Amerika menjadi korban serbuan perdagangan China.
Pada Edisi Kompas tanggal 11 Januari 2010. Tertulis pemberitaan yang berjudul : “China kini menjadi nomor satu”. Sebagian dari pemberitaan tersebut adalah sebagai berikut:
“Bertahun-tahun Jerman menduduki tempat teratas sebagai negara pengekspor nomor satu di dunia. Siapa yang tidak kenal mobil mewah Mercedes, perlengkapan rumah sakit dan telekomunikasi Siemens, atau mesin-mesin canggih berteknologi tinggi lain buatan negara pimpinan Ibu Angela Merkel itu. Akan tetapi, pada penghujung 2009, mahkota itu direbut oleh China. China juga mengalahkan Amerika Serikat sebagai pasar mobil terbesar dunia pada tahun 2009 dan segera mengalahkan Jepang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia”.
Sahabat yang luar biasa,
Perhatikan kondisi negeri ini setelah satu tahun berselang.Terdapat pemberitaan yang dilansir oleh Koran Tempo Edisi No. 3382 tanggal 10 Desember 2010 yang menyebutkan:
“Selama Juli – September, Produk Domestik Bruto China mencapai USD 1.415 triliun, melebihi PDB Jepang USD 1.369 triliun. Perekonomian China tumbuh melampaui perekonomian Jepang di Kuartal ketiga tahun ini.China pun menjadi raksasa ekonomi baru menggantikan Jepang, yang selama ini menjadi negara dengan ekonomi kedua terbesar di dunia.Bahkan banyak pihak memperkirakan tren ini terus berlanjut."
Dalam buku “The Elephant and the Dragon”[3] karya Robyn Meredith diterbitkan oleh penerbit Quacana, China mengalami kebangkitan ini berawal dari reformasi pada tahun 1976.Saat itu, reformis ekonomi Den Xiaoping muncul sebagai pemimpin China.Melalui reformasi ekonomi yang mendorong masyarakat pedesaan untuk berani melakukan xiahai, atau “melompat ke dalam lautan bisnis.” Den Xiaoping melakukan reformasinya dengan cara “menyeberangi sungai dengan merasakan batu-batunya, sebuah ungkapan China yang berarti melakukan selangkah demi selangkah, mirip dengan sistem kaizen di Jepang. Di dalam usahanya untuk menemukan model pembangunan China, maka Deng Xiaoping banyak belajar dari Singapura dan bahkan mengunjungi negara Singa ini di November 1978. Perjalanan ini telah membuka mata Den dan menjadi titik balik bagi China – sang Naga.

Writed by Andri Saputra.
Edited by Rama Adeyasa


[1] Manajemen kualitas
[2] Manajemen kualitas
[3]Robyn Meredith. The Elephant and the Dragon. Jakarta.Quacana